Pai.umsida.ac.id – Di dunia akademik yang semakin dinamis, kemampuan menulis menjadi salah satu keterampilan yang sangat penting, baik untuk tujuan ilmiah maupun untuk penyebaran pengetahuan di masyarakat. Bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI), menulis bukan hanya sekadar kegiatan akademik, tetapi juga merupakan bentuk dakwah yang memiliki dampak luas.
Menulis ilmiah dan populer adalah sarana efektif untuk memperkenalkan perspektif Islam yang kritis dan konstruktif dalam berbagai isu kontemporer, sekaligus menjaga relevansi ajaran Islam di tengah perdebatan dunia modern.
Menulis sebagai Wadah Dakwah Akademik
Bagi mahasiswa PAI, menulis bukan sekadar tugas kuliah, tetapi merupakan sebuah kontribusi terhadap perkembangan pemikiran Islam.

Melalui tulisan, mereka dapat menyuarakan ide-ide kritis dan menawarkan solusi terhadap permasalahan sosial, politik, dan moral yang berkembang di masyarakat.
Salah satu bentuk dakwah yang sangat relevan adalah dakwah akademik, yang dilakukan dengan cara menghasilkan karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah dapat berupa artikel, jurnal, ataupun buku yang menyajikan kajian mendalam mengenai ajaran Islam dalam konteks masalah kekinian.
Melalui tulisan ini, mahasiswa PAI dapat menunjukkan bahwa Islam bukanlah agama yang terpisah dari perkembangan zaman.
Sebaliknya, Islam memiliki solusi yang relevan dan bisa memberikan arah terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Dengan menulis, mereka dapat menjadi agen perubahan, menjembatani antara teks-teks klasik dengan kebutuhan zaman yang terus berkembang.
Keterampilan menulis juga memudahkan mereka dalam berkomunikasi dengan audiens yang lebih luas, sehingga dakwah mereka dapat menjangkau banyak kalangan.
Baca juga: Hijab di Era Digital: Tren Media Sosial dan Perspektif Hukum Islam yang Berkembang
Menulis Ilmiah dan Populer: Dua Pilar Dakwah di Era Digital
Di era digital yang serba cepat ini, mahasiswa PAI tidak hanya harus menguasai penulisan ilmiah, tetapi juga harus mampu menulis secara populer untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.

Penulisan ilmiah biasanya mencakup kajian mendalam mengenai topik tertentu dengan pendekatan yang sistematis dan akademik.
Di sisi lain, penulisan populer bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami dan lebih menarik.
Mahasiswa PAI perlu memadukan kedua jenis tulisan ini agar dakwah mereka tidak terbatas hanya di kalangan akademisi, tetapi juga bisa diterima oleh masyarakat luas.
Menulis secara populer juga memiliki tantangan tersendiri. Mahasiswa PAI dituntut untuk mampu menyampaikan prinsip-prinsip Islam dengan cara yang ringan, tidak kaku, dan mudah dimengerti oleh berbagai lapisan masyarakat.
Di sinilah pentingnya penulisan yang mampu menjembatani antara ilmu dan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan ini juga membantu mahasiswa PAI dalam mempengaruhi pola pikir masyarakat, mengedukasi mereka tentang ajaran Islam, serta memberikan pandangan kritis terhadap masalah sosial dan politik yang berkembang.
Lihat juga: Kembali Juara! Mahawira Peroleh Medali Perunggu di Kumite Piala Gubernur Jatim II 2025
Peran Mahasiswa PAI dalam Membangun Wacana Islam Kritis
Selain menulis sebagai bentuk dakwah, mahasiswa PAI juga berperan penting dalam membangun wacana Islam yang kritis.
Wacana Islam kritis adalah cara untuk melihat dan menganalisis berbagai fenomena dari perspektif ajaran Islam yang tidak hanya menerima begitu saja, tetapi juga mempertanyakan dan mengevaluasi dengan kritis.
Dalam dunia akademik, hal ini sangat penting untuk memperkaya kajian ilmiah dan menyuarakan pandangan yang seringkali terabaikan.
Melalui tulisan, mahasiswa PAI dapat mengajak masyarakat untuk berpikir kritis mengenai isu-isu yang berkaitan dengan moralitas, sosial, politik, dan agama.
Misalnya, melalui artikel atau buku, mahasiswa PAI dapat memberikan analisis terhadap fenomena politik, ketidakadilan sosial, atau bahkan tantangan-tantangan yang dihadapi umat Islam di dunia modern.
Selain itu, mahasiswa PAI juga dapat memberikan solusi berbasis ajaran Islam yang relevan dengan konteks tersebut.
Wacana Islam kritis ini juga berfungsi untuk memperkuat posisi Islam dalam diskursus global, memberikan perspektif yang konstruktif, dan membuka ruang dialog dengan pemikiran lain.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah