Pai.umsida.ac.id- Penggunaan modul ajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Muhammadiyah 5 Tulangan, Sidoarjo, terbukti efektif meningkatkan pemahaman siswa tentang sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah. Berdasarkan penelitian, lebih dari 85% siswa melaporkan pemahaman yang lebih baik dengan penerapan modul ini.
Baca Juga:Peran Guru PAI Dalam Membentuk Kemampuan Penyesuaian Diri Santri di Pesantren
Pentingnya Modul Ajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Modul ajar menjadi bagian penting dalam menghadirkan pembelajaran yang terstruktur dan efektif di era pendidikan modern. Di SMP Muhammadiyah 5 Tulangan, modul ajar diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai respons terhadap kebutuhan siswa untuk memahami konsep keagamaan secara mendalam dan praktis. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Agustinah Rahmawati dan Anita Puji Astutik dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menunjukkan bahwa 90% guru PAI di SMP Muhammadiyah 5 Tulangan sudah memahami penggunaan modul ajar ini dalam pengajaran.
Modul ajar ini berfokus pada topik sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah, yang merupakan bagian penting dalam praktik ibadah sehari-hari umat Islam. “Modul ajar sangat membantu siswa memahami materi secara mandiri dan terstruktur,” ujar Indah Agustinah. Penggunaan modul ini juga sesuai dengan kurikulum merdeka, yang menekankan pada pemahaman dan penerapan nilai-nilai agama, bukan sekadar hafalan.
Menurut penelitian, lebih dari 85% siswa merasa lebih mudah memahami konsep sujud syukur, syahwi, dan tilawah dengan adanya modul ajar. Para siswa yang terlibat dalam penelitian ini melaporkan bahwa modul ajar memberikan penjelasan yang jelas, terstruktur, dan mudah dipahami, sehingga memudahkan mereka dalam menguasai materi.
Proses Pembelajaran PAI Menggunakan Modul Ajar
Dalam penerapannya, modul ajar PAI di SMP Muhammadiyah 5 Tulangan mengadopsi pendekatan praktis yang berfokus pada pemahaman dan aplikasi materi. Pada topik sujud syukur, sujud syahwi, dan sujud tilawah, siswa diperkenalkan dengan pengertian, tata cara, dan doa-doa yang terkait dengan setiap jenis sujud. Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan konsep dasar dan latar belakang mengapa sujud tersebut dilakukan dalam praktik ibadah.
Pembelajaran ini dibuat interaktif dengan berbagai aktivitas kelompok dan praktik langsung. Setelah penjelasan guru, siswa diajak berdiskusi dalam kelompok untuk mendalami materi yang telah disampaikan. Kemudian, siswa juga diberi tugas untuk menghafal doa-doa yang terkait dengan masing-masing sujud dan memahami kapan dan bagaimana sujud tersebut dilakukan.
Selain itu, modul ajar ini dirancang agar siswa dapat mengikuti langkah-langkah pelaksanaan sujud yang benar. Setiap siswa melakukan praktik langsung di dalam kelas, dengan bimbingan guru untuk memastikan gerakan dan doa yang dibaca benar sesuai dengan tata cara ibadah dalam Islam. Pada akhir sesi, siswa menjalani tes pemahaman untuk mengevaluasi seberapa baik mereka memahami materi yang diajarkan.
Modul ajar juga memberikan contoh-contoh penerapan sujud syukur, syahwi, dan tilawah dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan studi kasus sederhana yang relevan bagi siswa, sehingga mereka tidak hanya menguasai materi, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam ibadah sehari-hari.
Dampak dan Tantangan dalam Penggunaan Modul Ajar
Penerapan modul ajar dalam pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 5 Tulangan memberikan dampak positif yang cukup signifikan terhadap pemahaman siswa. Berdasarkan hasil survei, penggunaan modul ajar membuat siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka menjadi lebih aktif bertanya dan terlibat dalam diskusi kelompok. Guru yang terlibat juga merasa bahwa modul ini membantu menciptakan suasana kelas yang interaktif dan dinamis.
Selain itu, penggunaan modul ajar membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Dengan menggunakan modul ajar, siswa tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga langsung mempraktikkan materi yang mereka pelajari. Proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik seperti praktik sujud di kelas membantu siswa lebih memahami materi dengan lebih baik.
Namun, tantangan tetap ada dalam penerapan modul ajar ini. Beberapa siswa yang terbiasa dengan metode pengajaran tradisional membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran mandiri yang ditawarkan modul. Guru berperan penting dalam membimbing siswa-siswa ini agar dapat memahami materi dengan baik dan tidak merasa kesulitan.
Indah Agustinah menjelaskan bahwa guru juga harus memastikan setiap siswa memperoleh bimbingan yang memadai selama proses belajar. “Kami selalu memberikan arahan dan bimbingan tambahan bagi siswa yang membutuhkan,” jelasnya. Dengan demikian, penerapan modul ajar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh siswa, tanpa terkecuali.
Baca Juga:Ikuti Expo Campus 2024, FAI Umsida Siap Jadi Pilihan Pendidikan Agama Berkualitas
Penggunaan modul ajar di SMP Muhammadiyah 5 Tulangan diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran PAI. Dengan modul ajar yang terstruktur dan interaktif, siswa dapat belajar secara mandiri dan menguasai materi agama Islam dengan lebih baik. Ke depannya, diharapkan metode ini dapat terus dikembangkan dan diadaptasi untuk topik-topik pembelajaran lain di kelas PAI.
Sumber:Penggunaan Modul Ajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. (2024). Jurnal PAI Raden Fatah, 6(2), 578-591.
Penulis:AHW