Pai.umsida.ac.id – Kabar menggembirakan datang dari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FAI Umsida), yang baru saja menyaksikan salah satu mahasiswanya, Moch Chafid Dhuhah, berhasil meraih gelar Wisudawan Terbaik ke 45 di tahun 2025 dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Baca Juga: Menjadi Guru PAI di Masa Depan: Prospek Karier Lulusan Prodi PAI Umsida yang Siap Berkiprah
Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,94 dan predikat cumlaude, Chafid berhasil menyelesaikan studi sarjananya dalam waktu 3 tahun 5 bulan, menjadikannya contoh nyata dari dedikasi dan kerja keras yang patut diacungi jempol.
Perasaan Menjadi Wisudawan Terbaik
Setelah diumumkan sebagai wisudawan terbaik, Chafid tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya. “Saya merasa sangat bersyukur dan terharu. Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga buah dari doa orang tua, bimbingan dosen, dan dukungan teman-teman,” ungkapnya dengan mata yang penuh haru.
Ia menambahkan bahwa pencapaian ini merupakan buah dari niat yang tulus sejak awal menjadi mahasiswa dan menjadi pengingat bahwa segala usaha yang dijalani dengan sungguh-sungguh tidak akan pernah mengkhianati hasilnya.
“Penghargaan ini mengingatkan saya bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, selama dijalani dengan ikhtiar dan niat yang lurus,” tambahnya dengan penuh semangat.
Nilai-nilai Utama yang Dipegang
Dalam perjalanan akademiknya, Chafid senantiasa berpegang teguh pada dua nilai utama yang menjadi pedoman hidupnya, yaitu ikhlas dan istiqamah. “Saya percaya bahwa ketika kita menuntut ilmu dengan niat karena Allah, insyaAllah segala tantangan akan terasa lebih ringan,” ujar Chafid. Prinsip konsistensi dalam belajar dan beribadah menjadi kunci baginya untuk tetap berkembang meski banyak tantangan yang harus dihadapi selama masa studi.
Chafid membuktikan bahwa prestasi tidak hanya dapat diraih di dalam kelas, namun juga di luar kelas. Ia aktif mengikuti berbagai kegiatan akademik dan non-akademik selama kuliah. Salah satu pencapaian yang membanggakan adalah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Kampus Mengajar, dan pertukaran mahasiswa di Universitas Sultan Azlan Shah (UnisZA) Malaysia selama satu semester. “Saya berusaha untuk aktif di semua bidang, baik akademik maupun non-akademik, karena saya yakin ada keberkahan di setiap pergerakan,” tuturnya.
Selain itu, Chafid juga aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa, seperti Himpunan Mahasiswa (Hima), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM Fa), dan BEM Umsida. Keterlibatannya dalam organisasi memberi dampak positif pada pengembangan kepemimpinan dan kemampuan manajerialnya. Tak hanya itu, ia juga berhasil meraih beberapa prestasi di bidang olahraga futsal, baik di tingkat regional maupun internasional.
Sebagai mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan, manajemen waktu menjadi faktor kunci dalam keberhasilan Chafid. “Saya membuat jadwal harian, mingguan, dan juga cetakan kalender perencanaan untuk mengatur waktu saya dengan lebih baik,” jelas Chafid. Meski sibuk dengan berbagai aktivitas kuliah, organisasi, dan olahraga, ia selalu menyempatkan diri untuk hafalan Al-Qur’an. Setiap hari, ia menyisihkan waktu untuk setoran hafalan, baik di pagi hari selepas shalat subuh atau di saat berkendara. “Setiap harinya saya memastikan hafalan dan murajaah tetap terjaga,” katanya.
Menurut Chafid, dukungan dari dosen dan teman-teman seperjuangannya memiliki peran yang sangat besar dalam kesuksesannya. Dosen tidak hanya memberikan bimbingan akademik, tetapi juga motivasi dan arahan dalam menjalani perkuliahan. “Teman-teman seperjuangan selalu memberi semangat, ide, dan solusi ketika saya menghadapi tantangan. Lingkungan yang mendukung membuat saya merasa tidak sendirian dalam perjalanan ini,” ujar Chafid dengan senyum penuh terima kasih.
Tantangan Terbesar bagi Mahasiswa PAI
Chafid juga mengungkapkan bahwa tantangan terbesar bagi mahasiswa PAI di era sekarang adalah bagaimana menjaga relevansi keilmuan di tengah perkembangan zaman yang sangat cepat. “Mahasiswa PAI harus dapat beradaptasi dengan teknologi, memahami isu-isu kontemporer, dan tetap mempertahankan nilai-nilai Islam yang moderat,” jelasnya. Untuk itu, ia menyarankan agar mahasiswa PAI terus meningkatkan wawasan mereka, berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu, serta tidak merasa puas dengan pencapaian yang sudah ada.
Chafid berencana melanjutkan studi ke jenjang S2 untuk mendalami bidang pendidikan Islam. “Saya ingin lebih mendalami bidang pendidikan Islam, agar bisa memberikan kontribusi lebih di dunia pendidikan,” ujarnya. Selain itu, Chafid juga ingin terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan Al-Qur’an dan dakwah digital yang kini tengah ia tekuni di tempat mengajar di SD Muhammadiyah 3 Ikrom. “Harapan saya adalah ilmu yang saya dapatkan bisa memberikan manfaat bagi umat, tidak hanya di dunia, tetapi juga menjadi bekal di akhirat,” pungkasnya dengan penuh harapan.
Dengan segala pencapaian dan dedikasinya, Moch Chafid Dhuhah menjadi contoh nyata bahwa kesuksesan bukan hanya tentang nilai akademik semata, tetapi juga tentang bagaimana mengelola waktu, berkomitmen pada prinsip hidup, serta tetap menjaga semangat untuk terus berkembang.
Baca Juga: Iqbal Wi’an, Wisudawan Terbaik FAI Umsida Yang Buktikan Keterbatasan Tak Halangi Prestasi
Sebagai wisudawan terbaik, Chafid menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berjuang dan meraih prestasi, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk umat.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi