Pai.umsida.ac.id – Dalam upaya mendukung arah kebijakan pendidikan nasional yang lebih fleksibel dan berorientasi pada kualitas pembelajaran, konsep “Merdeka Belajar” yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim turut diterapkan dalam lingkungan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Sidoarjo. Hal ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) yang lebih inklusif, kreatif, dan berdaya saing tinggi di era globalisasi.
Inovasi Pembelajaran PAI Melalui Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar yang diterapkan di MAN Sidoarjo secara khusus memberikan ruang kebebasan bagi guru dan siswa untuk mengembangkan proses belajar mengajar yang inovatif. Guru PAI tidak lagi menjadi satu-satunya sumber kebenaran, melainkan menjadi fasilitator yang mendorong kolaborasi dan eksplorasi bersama siswa. Dalam konteks ini, proses pembelajaran dirancang agar siswa lebih kritis, komunikatif, dan aktif berpartisipasi dalam proses belajar.
Baca Juga: Kepala Madrasah Berperan Penting dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Fikih
Kebijakan ini juga memberikan keleluasaan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang semula kaku dan bertele-tele, kini diringkas menjadi satu lembar yang mencakup tujuan, kegiatan belajar, dan penilaian. Guru PAI di MAN Sidoarjo menyambut baik kebijakan ini karena dapat mengalokasikan lebih banyak waktu untuk merancang metode pembelajaran yang menarik dan efektif, seperti pembelajaran berbasis proyek dan studi kasus keislaman yang relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Melalui kebijakan ini pula, siswa lebih mudah memahami materi PAI karena pendekatan pembelajarannya disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan mereka. Mereka menjadi lebih ekspresif di kelas, menunjukkan minat yang tinggi dalam diskusi keagamaan, dan mampu mengaitkan nilai-nilai Islam dengan realitas sosial.
Penerapan Kurikulum Merdeka: Tantangan dan Strategi
Meskipun memiliki banyak keunggulan, penerapan Merdeka Belajar juga menghadirkan tantangan tersendiri, terutama bagi guru PAI senior yang telah terbiasa dengan model pembelajaran konvensional. Perubahan sistem ini menuntut mereka untuk adaptif dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran dan mendesain metode yang lebih kontekstual.
Untuk mengatasi tantangan ini, MAN Sidoarjo secara rutin mengadakan musyawarah mingguan antar guru guna mengevaluasi perkembangan pembelajaran dan berbagi pengalaman dalam mengimplementasikan kurikulum Merdeka. Selain itu, dukungan sarana seperti akses Wi-Fi yang memadai juga membantu kelancaran proses pembelajaran berbasis digital.
Dalam hal evaluasi hasil belajar, sistem asesmen juga mengalami transformasi. Penilaian yang sebelumnya fokus pada aspek kognitif kini mencakup aspek afektif dan psikomotorik melalui portofolio, proyek, dan penugasan yang menantang daya analisis serta pemahaman nilai-nilai keislaman siswa secara mendalam.
Penguatan Peran Guru PAI sebagai Agen Transformasi Pendidikan
Guru PAI memiliki peran penting sebagai agen transformasi dalam menyukseskan implementasi Merdeka Belajar. Mereka tidak hanya bertugas mentransfer pengetahuan keagamaan, tetapi juga membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang religius, toleran, dan berakhlak mulia. Melalui pendekatan yang humanis dan partisipatif, guru PAI mampu menanamkan nilai-nilai spiritualitas Islam yang menyentuh dimensi hati dan perilaku siswa.
Selain itu, konsep Merdeka Belajar turut menuntut guru untuk mengasah keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan berpikir kritis. Mereka dituntut untuk menjadi inovator yang tidak hanya menguasai materi ajar, tetapi juga mampu mengembangkan media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dengan penerapan kurikulum ini, MAN Sidoarjo diharapkan dapat menjadi contoh sukses pelaksanaan Merdeka Belajar dalam konteks Pendidikan Agama Islam. Kebijakan ini bukan sekadar slogan, tetapi benar-benar diimplementasikan melalui sinergi antara guru, siswa, dan pihak madrasah.
Merdeka Belajar membuka peluang besar bagi peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah. Di MAN Sidoarjo, penerapannya telah membuahkan hasil positif dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran, penguatan karakter siswa, serta inovasi strategi mengajar oleh para guru PAI.
Baca Juga: Sajian Lezat Saat Lebaran, Awas Jangan Abaikan Risikonya!
Dengan semangat kolaborasi dan transformasi, madrasah ini mampu menghadirkan pendidikan Islam yang tidak hanya berorientasi pada nilai-nilai spiritual, tetapi juga kompetensi abad 21. FAI Umsida pun turut mendorong pengembangan pembelajaran PAI yang progresif dan kontekstual sebagai bagian dari kontribusi mencetak generasi Muslim yang unggul dan moderat.