Baca Juga: Debut di UPSCC III Unesa, Mahasiswa FAI Ini Langsung Sabet Emas
setelah melalui persaingan ketat atlet dari berbagai daerah dan perguruan pencak silat di Indonesia, berbekal persiapan fisik, teknik, dan mental yang dijalani secara konsisten sejak Oktober.
Hikmah (lahir di Lamongan, 13 April 2005) tidak hanya aktif berlatih di Tapak Suci, tetapi juga mengikuti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Capaian ini menjadi bukti bahwa prestasi non-akademik dapat tumbuh kuat ketika mahasiswa mampu menjaga disiplin latihan, mengelola waktu, dan memegang komitmen pada proses.
Persiapan Sejak Oktober Menjaga Konsistensi Latihan dan Pola Hidup
UPSCC III dikenal sebagai kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh PJKR FIKK Unesa dan menghadirkan peserta dari berbagai daerah, sehingga tingkat persaingannya tidak ringan. Karena itu, Hikmah menyiapkan diri secara serius sejak Oktober dengan latihan rutin yang menekankan penguatan fisik, pematangan teknik dasar, serta simulasi strategi pertandingan.
“Persiapan yang saya lakukan cukup matang, baik secara fisik, teknik, maupun mental. Saya fokus menjaga konsistensi latihan, memperbaiki kekurangan dari evaluasi sebelumnya, serta menjaga pola makan dan istirahat,” tutur Hikmah. Menurutnya, ketenangan dan rasa percaya diri menjadi bagian penting yang harus dilatih bersamaan dengan kemampuan teknis, sebab tekanan pertandingan sering kali muncul pada momen yang tidak terduga.
Selain menjaga ritme latihan, Hikmah juga menghadapi tantangan pembagian waktu antara akademik, organisasi, dan latihan. Ia menilai manajemen waktu sebagai kunci agar target prestasi tidak mengganggu tanggung jawab perkuliahan. “Tantangan terbesar adalah menjaga fokus dan mental saat bertanding, terutama ketika menghadapi lawan yang kuat. Membagi waktu antara akademik, organisasi, dan latihan juga menjadi tantangan tersendiri,” ujarnya.
Cedera di Semifinal Tetap Lanjut Final Hingga Target Emas Tercapai
Di arena pertandingan, Hikmah merasakan laga yang berjalan lancar namun penuh tekanan. Ada momen menegangkan yang bahkan berada di luar prediksi. Salah satu titik krusial terjadi pada babak semifinal ketika ia mengalami cedera pada bagian tangan dan harus mendapatkan penanganan dari tim medis.
“Pada babak semifinal sempat cedera di tangan dan ditangani tim medis. Sempat ragu untuk melanjutkan pada babak final,” kata Hikmah. Keraguan itu tidak dibiarkan berlarut. Dukungan official, motivasi dari tim, dan keyakinan dirinya menjadi faktor yang membuatnya tetap turun di babak puncak meski kondisi belum sepenuhnya pulih.
Ia menegaskan keputusan melanjutkan final bukan semata dorongan emosi, melainkan hasil dari evaluasi situasi, penguatan mental, dan keberanian mengambil risiko terukur. “Alhamdulillah akhirnya tetap melanjutkan babak final dengan kondisi tangan cedera dan mendapatkan hasil sesuai yang ditargetkan,” ucapnya.
Capaian medali emas ini sekaligus memperlihatkan bahwa daya tahan mental atlet tidak kalah penting dibanding kekuatan fisik. Bagi Hikmah, pertandingan bukan hanya soal teknik, tetapi juga kemampuan mengelola tekanan, membaca ritme laga, dan mempertahankan fokus ketika situasi berubah cepat.
Dukungan Lingkungan dan Rencana Event Internasional April 2026
Hikmah menyampaikan apresiasi atas dukungan yang ia terima dari berbagai pihak. Keluarga, teman, dan pelatih menjadi lingkar utama yang memberi semangat serta doa. Dari lingkungan kampus, ia merasa terbantu oleh dukungan moral, fasilitas, dan apresiasi terhadap mahasiswa yang berprestasi di bidang non-akademik.
“Alhamdulillah saya mendapatkan dukungan penuh dari keluarga, teman-teman, dan pelatih. Dari pihak Umsida, saya juga sangat terbantu dengan dukungan moral, fasilitas, serta apresiasi terhadap mahasiswa yang berprestasi,” ujarnya.
Setelah kemenangan ini, Hikmah menyiapkan target berikutnya: event internasional yang direncanakan berlangsung pada April 2026. Ia berharap dapat kembali membawa hasil terbaik dan mengharumkan nama kampus di level yang lebih tinggi.
Baca Juga: Merefleksikan Hari Ibu Dengan Nilai Keteladanan dan Pendidikan dalam Perspektif Islam
Sebagai penutup, Hikmah menitipkan pesan untuk mahasiswa agar tidak membatasi diri pada satu jalur capaian saja. “Jangan pernah takut untuk mencoba dan mengembangkan potensi diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Tetap disiplin, konsisten, dan percaya pada proses,” tuturnya. Ia berharap semakin banyak mahasiswa Umsida berani mengambil panggung prestasi dan membawa nama kampus tampil kompetitif di berbagai bidang.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi
















