Pai.umsida.ac.id- Di TKIT Insan Kamil Gempol, Kabupaten Pasuruan, penggunaan metode Wafa telah diterapkan dalam pembelajaran pengenalan huruf Al-Qur’an untuk anak usia dini. Metode ini dikembangkan oleh Yayasan Syafa’atul Qur’an (YAQIN) Surabaya,
Pengenalan Metode Wafa di TKIT Insan Kamil Gempol
Dengan pendekatan otak kanan yang membantu anak-anak lebih cepat memahami materi yang diajarkan. Sebelum menggunakan metode Wafa, sekolah ini menggunakan metode Baghdadiyah yang lebih tradisional. Namun, setelah mengikuti pelatihan metode Wafa, guru-guru di TKIT Insan Kamil mulai menerapkannya sejak tahun 2020.
Metode Wafa tidak hanya menekankan pada pembelajaran visual dan auditori, tetapi juga melibatkan aspek kinestetik. Anak-anak diajak untuk mengenal huruf-huruf hijaiyah dengan lagu, gerakan, dan alat bantu visual seperti flash card. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan. Salah satu kelebihan utama dari metode ini adalah penggunaan alunan Hijaz saat mengajarkan huruf, yang membuat anak lebih mudah mengingatnya.
Tahapan dan Strategi Pembelajaran dengan Metode Wafa
Metode Wafa yang diterapkan di TKIT Insan Kamil menggunakan strategi pembelajaran yang disebut TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Setiap tahapan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan komprehensif. Pembelajaran dimulai dengan tahapan “Tumbuhkan”, di mana anak-anak diajak untuk membangkitkan minat dan semangat belajar melalui lagu atau cerita nabi.
Pada tahapan selanjutnya, “Alami”, anak-anak mulai berinteraksi langsung dengan materi pembelajaran. Misalnya, mereka diajak untuk melafalkan huruf hijaiyah melalui gerakan tangan dan suara yang diulang-ulang. Ini membantu anak memahami konsep huruf dan bunyi yang diajarkan secara bertahap. Tahapan berikutnya adalah “Namai”, di mana guru memberikan penjelasan lebih mendalam tentang huruf-huruf yang sedang dipelajari
Metode Wafa juga menerapkan tahapan “Demonstrasikan”, di mana anak-anak diberi kesempatan untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Mereka diajak membaca dan melafalkan huruf-huruf hijaiyah di depan kelas, yang kemudian dievaluasi oleh guru. Tahapan ini dilanjutkan dengan “Ulangi”, di mana anak-anak diajak untuk mengulang pelajaran secara mandiri atau dalam kelompok kecil. Akhirnya, pembelajaran diakhiri dengan tahapan “Rayakan”, yang melibatkan pemberian apresiasi atau penghargaan kepada anak-anak sebagai bentuk motivasi
Hasil dan Manfaat Penerapan Metode Wafa
Hasil dari penerapan metode Wafa di TKIT Insan Kamil Gempol menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan anak-anak mengenal huruf hijaiyah. Anak-anak lebih antusias dalam mengikuti pelajaran Al-Qur’an, dan suasana belajar menjadi lebih hidup dan tidak membosankan. Guru-guru melaporkan bahwa dengan metode ini, anak-anak lebih cepat menghafal huruf dan surah-surah pendek, karena pembelajaran dilakukan secara menyenangkan dan interaktif.
Menurut penelitian sebelumnya, penggunaan metode Wafa juga meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa. Di TKIT Insan Kamil, hasil belajar anak-anak menunjukkan bahwa sebagian besar mampu menguasai materi yang diajarkan dengan baik. Para guru menyimpulkan bahwa metode Wafa adalah metode yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran Al-Qur’an pada anak usia dini karena menggunakan pendekatan multisensorik yang mendukung perkembangan kognitif dan emosional anak
Dengan metode Wafa, TKIT Insan Kamil Gempol telah berhasil menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan moral dan spiritual anak-anak. Penggunaan metode ini tidak hanya membantu anak-anak mengenal Al-Qur’an, tetapi juga membentuk kecintaan mereka terhadap kitab suci sejak dini.
Penulis: AHW